Rabu, 27 Januari 2010


Seorang kepala keluarga bernama Suyatno, 58 tahun, mengisi lebih dari 20 tahun umurnya dengan bekerja mencari nafkah sambil merawat istrinya yang sakit, dan mendidik serta membesarkan empat orang anaknya hingga semua menikah.

Istrinya menderita lumpuh, seluruh tubuhnya menjadi lemah seperti tak bertulang dan lidahnya kaku tak bergerak, sejak anak keempatnya lahir. Mulai saat itu, setiap hari Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja, Suyatno membaringkan istrinya di depan TV supaya tidak merasa kesepian.

Sepulang kerja, selepas magrib, Suyatno menemani istrinya menonton TV sambil menceritakan semua kejadian yang dia alami seharian. Walaupun istrinya hanya bisa memandang tanpa kata, Suyatno sudah cukup senang, bahkan selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Suatu hari, keempat anaknya yang sudah tinggal terpisah dan hidup bersama keluarganya masing-masing, datang menjenguk ibu mereka. Saat itu, mereka berkata kepada Suyatno,
"Sudah emapat kali kami mengijinkan bapak menikah lagi. Kami rasa ibupun akan mengijinkan. Kapan bapak menikmati masa tua jika terus seperti ini? Kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji akan merawat ibu bergantian".

Tapi tawaran itu dijawab Suyatno dengan pernyataan yang mungkin tak pernah disangka oleh mereka,
"Anakku. Kalaulah hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah lagi.Tapi ketahuilah, dengan adanya ibu kalian di sampingku, itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak ada satupun hal yang lebih berharga dari pada itu. Cobalah kalian tanya ibu kalian, apakah dia menginginkan keadaaannya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, tapi apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaannya sekarang? “.

Anak-anaknyapun menangis mendengar jawaban itu.

Dalam sebuah wawancara dengan salah satu TV swasta, Suyatno ditanya alasannya kenapa bisa bertahan selama 25 tahun merawat istri yang sudah tidak bisa apa-apa lagi. Dia menjawab,
"Manusia di dunia ini sering mengagungkan cinta, tapi mereka tidak mencintai karena Allah, maka semuanya akan luntur. Saya telah memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya. Sewaktu dia sehat dia pun dengan sabar merawat saya. Mencintai saya dengan hati dan batinnya. Bukan dengan mata. Dan dia telah memberi saya empat orang anak yang lucu-lucu".

“Besarnya cinta kita kepada makhluk karena Allah, membuat kita dapat bertahan dan bahkan menikmati sepahit dan seberat apapun ujian cinta yang Allah berikan“.

0 komentar:

Posting Komentar