Jumat, 09 April 2021

Berawal ada seorang pria buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya seorang. Kekasihnya itu selalu berada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berjanji akan menikahi kekasihnya bilamana suatu ketika dia sdh bisa melihat dunia.

Suatu hari, ada seseorang yang dengan sukarela mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga akhirnya dia bisa melihat dunia ini lagi dan termasuk bisa melihat kekasihnya juga.
Kekasihnya bertanya,
"Sekarang kamu sudah bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?"

Pria itu terguncang hatinya saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikahinya.
Kekasihnya begitu kecewa dan akhirnya pergi meninggalkannya dengan hati yang hancur dan berlinang air mata. Kemudian dia dengan susah payah menulis secarik kertas yang isinya singkat kepada pria itu.
"Sayangku, tolong jaga baik-baik kedua bola mataku".

Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia begitu cepat sekali berubah sesaat apabila status hidupnya sudah berubah menjadi baik.

Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa dia harus berterima kasih dan balas budinya karena telah menopang dia pada saat dia dalam kesusahan.
  • Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar, ingatlah akan seseorang yang tidak "bisa berbicara".
  • Sebelum engkau mengeluh tentang cita rasa makananmu, ingatlah akan seseorang yang tidak punya sesuatu apapun untuk "dimakan".
  • Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu, ingatlah akan seseorang yang menangis sebab dia "kehilangan" pasangan hidupnya.
  • Sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu, ingatlah akan seseorang yang begitu cepat sudah "dipanggil  kembali pada Allah".
  • Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu, ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi belum "mendapatinya".

0 komentar:

Posting Komentar