Sabtu, 18 Maret 2017

Ada sepasang suami isteri tergesa-gesa berlari menuju ke sekoci untuk menyelamatkan diri, pada saat terjadi kecelakaan yang menimpa sebuah kapal pesiar yang akan tenggelam.
Tetapi saat sampai di sana, mereka menyadari bahwa hanya ada tempat untuk satu orang yang tersisa. Dengan segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu, sementara sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakkan sebuah kalimat sebelum sekoci menjauh, dan kapal itu benar-benar tenggelam.

Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya.
"Menurut kalian, apa yang sang istri itu teriakkan?"
Sebagian besar murid-murid itu menjawab: Aku benci kamu, egois, nggak tanggung jawab, nggak tahu malu.

Tapi ada seorang murid yang hanya diam saja, dan guru itu meminta murid yang diam itu menjawab, Kata si murid,
"Saya yakin si istri pasti berteriak...Tolong jaga anak kita baik-baik."

Guru itu terkejut dan bertanya,
"Apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya?"
Murid itu menggeleng, dan menjawab,
"Belum, tapi itu yang dikatakan oleh ibu saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronis."

Guru itu menatap seluruh kelas dan berkata,
"Jawaban ini benar, kapal itu kemudian benar-benar tenggelam dan sang suami membawa pulang anak mereka sendirian. Dan bertahun-tahun kemudian setelah sang suami meninggal, anak itu menemukan buku harian ayahnya. Dia menemukan kenyataan bahwa saat orang tuanya naik kapal pesiar itu, mereka sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit kanker ganas dan akan segera meninggal.

Karena itulah, di saat darurat itu, ayahnya memutuskan mengambil satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup. Dan dia menulis di buku harian itu: Betapa aku berharap untuk mati di bawah laut bersama denganmu, isteriku sayang, tapi demi anak kita, terpaksa dengan hati menangis membiarkan kamu tenggelam sendirian untuk selamanya di bawah sana."

Cerita itu selesai, dan seluruh kelas pun terdiam. Guru itu tahu bahwa murid-muridnya sekarang mengerti hikmah dari cerita tersebut, bahwa kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yang kita pikirkan, ada berbagai macam komplikasi dan alasan dibaliknya yang kadang sulit dimengerti.

Karena itulah jangan pernah melihat hanya luarnya saja dan kemudian langsung menghakimi, apalagi tanpa tahu apa-apa.

Mereka yang sering membayar untuk orang lain bukan berarti kaya, tapi karena lebih menghargai hubungan daripada uang.
Mereka yang bekerja tanpa ada yang menyuruh bukan karena bodoh, tapi karena lebih menghargai konsep tanggung jawab.
Mereka yang minta maaf duluan setelah bertengkar bukan karena bersalah, tapi karena lebih menghargai orang lain.
Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolongmu bukan karena merasa berhutang, tapi karena menganggap kamu adalah sahabat.
Mereka yang sering mengontakmu bukan karena tidak punya kesibukan, tapi karena kamu ada didalam hatinya.

0 komentar:

Posting Komentar