Peperangan demi peperangan itu bagaikan kekuatan
pembawa cahaya serta kebaikan yang bertarung dengan kekuatan gelap
pembawa kejahatan.
Ketika pertempuran Dzatur Riqa usai, waktu memasuki malam
hari. Rasulullah dan pasukan Muslim memutuskan mendirikan tenda
peristirahatan dengan jarak aman dari medan laga yang telah usai.
Namun, situasi masih dirasakan cukup genting.
Karena itu,
Rasulullah membentuk tim yang terdiri atas beberapa sahabat agar mereka
berjaga secara bergiliran. Maka terpilihlah antara lain Ammar bin
Yasir dan Abbad bin Bisyir dalam satu kelompok. Sementara tim ini tetap
awas di pos penjagaan, Rasulullah masuk ke tendanya untuk beristirahat.
Malam gelap gulita.
Selang beberapa saat kemudian, Abbad bin
Bisyir mendapati rekannya, Ammar, belum lepas dari kondisi lelah
pascapertempuran sebelumnya. Ia tampak mengantuk sehingga, menurut Abbad bin Bisyir, perlu istirahat barang sejenak.
Karena itu, Abbad menyilakan Ammar tidur terlebih dahulu, sementara ia sendiri
akan berjaga-jaga. Baru setelah Ammar mendapatkan istirahat yang cukup,
giliran Abbad bin Bisyir beristirahat sedangkan Ammar menggantikan
penjagaan.
Abbad bin Bisyir mengawasi segala penjuru di tengah
pekatnya malam itu. Selang beberapa lama, suasana dirasakannya aman.
Maka timbul dalam pikirannya mengisi waktu dengan melakukan shalat
beberapa rakaat. Abbad bin Bisyir pun bangkit menunaikan shalat.
Ia berdiri dan melakukan takbiratulihram. Ketika sedang membaca surah
sesudah al-Fatihah, tiba-tiba sebuah anak panah melesat dan menancap di
pangkal lengannya.
Abbad bin Bisyir tidak rubuh, melainkan
tetap tenang dan melanjutkan bacaannya dalam shalat. Ia hanya mencabut
anak panah itu dari pangkal lengannya yang kini telah mengucurkan darah.
Selang kemudian, sebuah anak panah melesat lagi dari arah yang berbeda
dan tepat mengenai anggota tubuh Abbad bin Bisyir. Namun, ia tetap
khusyuk melanjutkan bacaan Alquran dan tidak membatalkan shalatnya.
Bagaikan tak terjadi apa-apa pada tubuhnya, yang kini sudah
mengeluarkan darah, seperti anak panah yang pertama, Abbad bin Bisyir
juga mencabut anak panah itu dan menyingkirkannya.
Ketika Abbad bin Bisyir melakukan rukuk, sebuah anak panah melesat lagi dan
menusuk anggota tubuhnya. Abbad menarik anak panah itu dan
meminggirkannya.
Kini, kondisi tubuhnya sudah lemah, tetapi ia
tak membatalkan shalatnya. Ia terus bangkit dari sujudnya dan membaca
tasyadud. Sesudah itu, ia membangunkan Ammar.
"Gantikan aku
berjaga karena aku telah kena anak panah!," kata Abbad bin Bisyir sambil
menahan kesakitan lantaran tertusuk anak panah.
Ammar segera
bangun dari tidurnya. Betapa terkejutnya ia menjumpai kondisi tubuh Abbad yang berlumuran darah dari tiga titik. Ammar pun berdiri dan
membuat pergerakan dan suara gaduh, sehingga musuh yang tadinya
menyelinap mendekat pada akhirnya melarikan diri lantaran mengira
banyaknya jumlah penjaga.
Ammar menghampiri Abbad bin Bisyir
dan bertanya,
"Subhanallah ! Mengapa saya tidak dibangunkan ketika Anda
dipanah yang pertama kali tadi?"
"Ketika aku shalat tadi, aku
membaca beberapa ayat Alquran yang amat mengharukan hatiku, sehingga aku
tak ingin memutuskannya. Dan demi Allah, aku tidaklah akan
menyia-nyiakan pos penjagaan (ribath) yang ditugaskan Rasul kepada kita
untuk menjaganya.
Sungguh, aku lebih suka mati daripada memutuskan bacaan ayat-ayat yang sedang kubaca itu," jawab Abbad bin Bisyir.
Dari sini, Abbad bin Bisyir terkenang dengan pidato Nabi Muhammad yang tertuju pada kaumnya, Anshar:
Hai golongan Anshar! Kalian adalah utama, sedang golongan lain bagai
kulit ari! Maka tak mungkin aku dikhianati oleh pihak kalian!
Sejak menyimak kata-kata Rasulullah itu, Abbad bin Bisyir berkomitmen
kuat menyerahkan segala yang ada pada dirinya dengan pengorbanan yang
tulus hanya demi Allah dan Rasul-Nya.
Abbad bin Bisyir selalu berada di barisan terdepan dalam berjihad di jalan Allah. Ia dengan gagah berani menaklukkan para musuh dan melindungi Nabi dengan cara-cara yang mengagumkan. Bagaimana kekuatan iman Abbad bin Bisyir dan konsistensinya melindungi Nabi Muhammad.
(sumber: www.republika.co.id)
Home
»
»Unlabelled
» Teladan Sahabat Rasulullah: Abbad Bin Bisyir
Jumat, 03 Maret 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar